Pengertian Ragam Hias
(Ornamen)
Pengertian Ornamen (Ragam Hias)
itu sendiri adalah arsitektur atau kerajinan tangan,yang pada penjelasan untuk
bab ini adalah untuk menghias kain yang bertujuan untuk memberi nilai tambah
pada kain agar lebih bagus dan menarik.Selain itu,ornamen juga memiliki
nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan
pandangan (falsafah) hidup dari masyarakat pembuatnya sehingga benda-benda yang
dihias dapat memiliki arti dan makna yang mendalam.
1.Menggambar ornament primitif
Ornamen primitif merupakan karya
seni yang diciptakan pada zaman purba atau primitive.Ornamen ini memiliki Ornamen ini memiliki ciri sederhana,tegas,dan
kaku yang merupakan ekskresi manusia pada saat itu.Omamen primitif yang berkembang
sejak zaman prasejarah merupakan pencerminan tingkat kehidupan manusia pada
zamannya.
2.Menggambar ornamen tradisional dan klasik
Ornamen tradisional dan klasik
merupakan seni hias yang dalam pengungkapannya menurut norma atau aturan-aturan
masyarakat.Seni hias ini diwariskan secara turun temurun sehingga nilai-nilai
masyarakat selalu dijunjung tinggi,baik dalam teknik maupun proses
pembuatannya.Beberapa ciri khas ornament tradisional,antara lain sebagai
berikut :
a)
Keseragaman dari masing-masing corak(homogen)
b)
Kemiripan antara daerah yang satu dengan daerah
yang lainnya.
c)
Karya kolektif (dari beberapa motif membentuk
satu kesatuan yang utuh sebagai motif daerah tertentu).
d)
Sederhana.
A.Teknik kerajinan
Ragam Hias Tekstil
Dalam pembuatan motif kerajinan tekstil terdapat beberapa
teknik penerapan yang dapat digunakan dalam kerajinan tekstil diantaranya
sebagai berikut :
1.
Teknik
Tenun
Teknik tenun
merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana
yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.Dengan kata
lain bersilangnya antara benang lungsi dan pakan secara bergantian.Teknik
pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan karena mengandalkan keterampilan
tangan adalah teknik tenun.
Kain Tenun di
Indonesia dikerjakan dengan dua jenis teknik yaitu,tenun gendong (benang
lungsin yang akan ditenun diikat mengelilingi hingga punggung penenun) yang
digunakan di seluruh Indonesia,dan teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu
sebagai alat bantu tenun.
Proses teknik tenun adalah sebagai berikut.
a)
Menyiapkan benang lungsin yang panjangnya sama
dengan panjang kain yang diinginkan.
b)
Memasang benang benang lungsin pada cucukan.
c)
Menyiapkan benang pakan
d)
Penenunan dilakukan dengan memasukkan benang ke
antara benang-benang lungsing.
2.
Teknik
Pewarnaan
Pada umumnya
teknik pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses celup
dengan rintang warna seperti warna teknik batik dan teknik pada kain sasirangan
khas Banjar,Kalimantan Selatan,dan teknik ikat pada penawaran serat atau benang
tenun.Perbedaan utama teknik batik dan sasirangan dengan kain tenun ikat adalah
pewarnaan kain batik dilakukan setelah benang ditenun menjadi kain,Sedangkan
pada kain tenun ikat pewarnaan dilakukan pada benang sebelum ditenun menjadi
kain.
a)
Teknik
pewarnaan ikat celup
Teknik ikat celup sudah dilakukan sejak lama di
seluruh belahan dunia.Asal usul teknik ini diperkirakan berkembang di India
dengan sebutan Bhandani sejak 906 sampai 618 SM.Teknik ini berasal dari daratan
Cina pada zaman Dinasti Tang dibuat pada kain sutera.
Teknik Pewarnaan ikat terdiri atas (hanya pada benang lungsin atau
pakan)dan ikat ganda (pewarnaan pada benang pakan dan lungsin).
b)
Teknik
Pewarnaan Batik
Selain teknik pewarnaan ikat celup pada benang
tenun,ada pula teknik rintang warna dengan menggunakan lilin atau malam,yaitu
teknik batik.Proses pewarnaan pada teknik batik adalah sebagai berikut.
1)
Membuat sketsa motif batik pada kain polos.
2)
Menyiapkan alat dan bahan seperti
malam,canting,kompor batik dan zat warna alam berikut fasilitas pendukungnya.
3)
Memanaskan malam pada kompor batik sampai 600
C.
4)
Dengan menggunakan canting (untuk batik tulis).
5)
Menentukan warna celup.
6)
Mencelp kain batik sesuai dengan warna yang
telah ditentukan.
7)
Melorod (melepaskan malam) dengan cara merebus
kain pada air mendidih,dibilas dan diangin-angin.
8)
Untuk proses pewarnaan lebih daripada satu
warna,langkah kerja mulai dari menggambar dengan canting atau cap hingga
melorod diulang sesuai dengan jumlah warna.
c)
Teknik
Cetak Saring
Cetak saring sering juga disebut dengan istilah sabon
adalah sebuah proses cetak dengan menggunakan layar.Layar tersebut dapat dibuat
dengan bahan nilon atau sutra yang telah didesain dengan kerapatan dan pola
tertentu.Layar ini pun kemudian diberi pola yang berasal dari negative desain
yang telah dibuat sebelumnya.
Untuk membuatnya kain ini dapat direntangkan dengan
kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakannya yang datar.Setelah dimasukkan
fotoresis dan disinari,layar tersebut akan terbentuk bagian-bagian yang bisa
dilalui tinta dan ada juga yang tidak.
3.
Teknik
membentuk kerajinan tekstil
Produk kerajinan tekstil sangat
beragam.Namun secara umum pembentukan kerajinan tekstil dilakukan dengan
memotong dan menyambung bahan.Berikut merupakan urutan kegiatan dalam membentuk
kerajinan tekstil.
a)
Pemotongan diawali dengan penggambaran pola
sesuai dengan bentuk dan ukuran produk kerajinan tekstil yang
dirancang.Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gunting khusus lain untuk
kemudahan pemotongan dan menghasilkan potongan yang rapi.Ingatlah selalu untuk
memotong bahan sedikit lebih besar daripada pola untuk memberikan ruang
penyambungan.
b)
Penyambungan bahan dapat dilakukan dengan teknik
jahit,manual,teknik jahit dengan menggunakan mesin jahit,dan penggunaan
lem.Teknik penempelan dengan lem hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu
saja,misalnya penempelan aksesoris dengan syarat kain atau bahan tekstil cukup
tebal atau rapat lem cukup kental sehingga lem tidak menembus kain.
4.
Teknik
dekorasi
Dekorasi tekstil adalah teknik menghias
tekstil dengan cara memberikan motif atau hiasan pada tekstil.Teknik yang
digunakan ada bermacam-macam yang bertujuan untuk menambah keindahan pada
tekstil.Teknik dekorasi diantaranya sulam dan bordir.
Sulam dan bordir selama ini
menjadi unsur estetis sebagai perannya dalam mempercantik tampilan kerajinan
tekstil.Keduanya jika dilihat memiliki tampilan yang sama,namun sebenernya
keduanya berbeda.Teknik pembuatan bordir
dilakukan dengan menggunakan mesin.
Sedangkan sulam adalah hiasan
yang dibuat di atas kain mengunakan jarum jahit dan dilakukan dengan
tangan.Terdapat berbagai jenis mesin bordir yang sering digunakan,namun tidak
ada mesin sulam.Teknik sulam pada dasarnya adalah mengaplikasikan tusuk
jelujur,tusuk kelim,tusuk rantai,dan tusuk silang.
Selain itu bahan yang digunakan
pun berbeda,mulai dari benang yang digunakan untuk menyulam hingga jenis
kainya,seperti wol,linen,sutra,katun,rayon,dan yang lainnya.Dalam teknik
mengaplikasikan sulam membutuhkan waktu yang cukup lama,karena dibutuhkan
ketelitian serta kreativitas.Jika dibandingkan dengan bordir tentunya lebih
cepat dan mudah,karena menggunakan
mesin.
a)
Teknik
sulam
Teknik sulam adalah seni membuat hiasan motif dengan
memadukan dekorasi sulaman pada kain dengan menggunakan alat jarum dan
benang.Dekorasi sulam pada kain dapat dilakukan dengan menambahkan benang emas
dan manik-manik kaca (cermuk).Selain benang,hiasan untuk sulaman dapat
menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam,mutiara,manik-manik,bulu
burung,dan payet.
Sulaman dilakukan dengan menjahitkan benang sulaman pada dasar kain yang
dipola.Kain dasar dijepit kencang pada suatu bingkai yang terbuat dari jenis
kayu tipis yang terdiri dari dua buah lingkaran.Lingkaran pertama diletakkan
dibagian dalam dan lingkaran kedua dibagian luar.Pada sambungan lingkaran
dipasangkan sekrup yang dinamakan “ram” (berfungsi seperti pembidang).Kain yang
akan disulam direntangkan pada lingkaran tadi,dijepit di antara kesua lingkaran
(diantara ram) dan dikencangkan dengan memutar skrup.Setelah kain renggang
dimulailah menjahit motif pada kain.
b)
Teknik
bordir
Dekorasi juga dilakukan dengan memanfaatkan teknik
bordir,yaitu teknik sulam yang dikerjakan dengan bantuan mesin jahit
modifikasi.Beberapa daerah Indonesia dikenal dengan kerajinan sulam dan bordirnya,yaitu
Tasikmalaya,Sumatra Barat,Gorontalo,Aceh,Sumatra Utara,dan Nusa Tenggara Timur.